Profil Mas Ipin

Riwayat Jabatan Publik

  • Wakil Bupati Trenggalek (2016-2019)
  • Pelaksana Tugas Bupati Trenggalek (2019-2021)
  • Bupati Trenggalek (2021-2024)

Pengalaman Luar Negeri

  • UC, Irvine Regional Economics Development, 2016
  • Bloomberg-Harvad Leadership Program, 2018
  • Temasen Foundation Leaders In Urban Governance Programme (TFLUGP) Singapore, 2018
  • Woman Global Development And Prosperity (WDGP) New York City, 2019
  • International Visitor Leadership Programme (IVLP) Washington DC, 2019
  • Global Parliament Of Mayor (GPM) Annual Summit Polandia, 2022

Riwayat Organisasi

  • Rekor MURI Sebagai Wakil Bupati Termuda, 2016
  • Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Timur (2019-2021)
  • Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Jawa Timur (2019-2021)
  • Ketua DPC PDIP Trenggalek (2020-2024)
  • Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (2021-2026)
  • Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Provinsi Jawa Timur (2022-2027)

Pendidikan

JenjangNama SekolahTahun
SDSD Margorejo V2001
SMPSMP Negeri 12 Surabaya2004
SMASMA Negeri 6 Surabaya2007
S1Universitas Dr Soetomo Surabaya2019
S2Universitas Airlangga Surabaya2023

Selayang Pandang

H. Mochamad Nur Arifin (lahir 7 April 1990) adalah Bupati Trenggalek yang menjabat sejak 28 Mei 2019. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek mendampingi Emil Dardak.

Arifin menggantikan posisi sebagai bupati karena Emil dilantik menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur pada 12 Februari 2019.[1] Emil mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Nama Arifin masuk dalam MURI sebagai Wakil Bupati Termuda di Indonesia. Ia berusia 25 tahun ketika menjabat sebagai Wakil Bupati Trenggalek.

Pasangan Emil dan Arifin memenangkan Pemilihan Umum Bupati Trenggalek 2015 dengan perolehan 292.248 suara atau 76,28 persen. Pasangan itu diusung lima partai politik, yakni PDI-Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, dan Partai Golkar. Mereka juga didukung dua Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan.

Arifin juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek periode 2019-2024. Ia ditunjuk sebagai ketua oleh DPP PDI-Perjuangan dalam Konferensi Cabang PDI-Perjuangan serentak di Madiun pada 7 Juli 2019.

Kehidupan Pribadi

Arifin kecil lahir dari pasangan dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Kedua orang tuanya pindah dari Trenggalek ke Surabaya untuk mencari pekerjaan. Saat Arifin kecil, sang bapak adalah tukang becak dan ibunya asisten rumah tangga di Surabaya. Ekonomi keluarga itu mulai terangkat ketika sang bapak sukses menjalankan usaha berjualan perabot rumah tangga.

Sang bapak meninggal dunia pada tahun 2007. Hal tersebut yang menyebabkan Arifin yang masih berusia 17 tahun harus memulai memutuskan menjalani kehidupannya kembali tanpa sang bapak. Selama dua tahun ia mondar-mandir Jakarta-Surabaya buat menekuni hobi bermusik. Ia sempat membesarkan band Marsmellow hingga sempat mengeluarkan beberapa single. Salah satunya berjudul Tegas, lagu ciptaan Pay dan Dewiq.

Arifin lalu memilih pulang kampung ke Trenggalek untuk membuka lapangan pekerjaan. Ia mengembangkan usaha dan membuka lapangan pekerjaan di tanah kelahiran orang tuannya. Keputusan itu diambil lantaran Arifin kecil sempat merasakan hidup susah bersama keluarga. Dan salah satu wasiat almarhum bapaknya adalah untuk pulang dan berbuat sesuatu untuk saudaranya dan warganya yang ada di Trenggalek.

Arifin menikah dengan Novita Hardini di usia 23 tahun. Awal-awal hidup di Trenggalek, Arifin menginisasi pemberdayaan petani lewat program Trenggalek Menyemai Tunas atau Trengginas. Lewat program itu, ia dikenal tokoh-tokoh politik di Trenggalek. Hingga pada 2015, ia diajak beberapa pemuda Trenggalek menggelar festival pantai di Prigi. Di sana ia bertemu dengan Emil Dardak.

Setelah pertemuan itu, Arifin dan Emil beberapa kali berjumpa hingga akhirnya memutuskan untuk maju bersama menjadi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek 2015-2020. Arifin menerbitkan buku berjudul “Bung Karno Menerjemahkan Alquran” yang diterbitkan Mizan. Buku itu ditulis atas keidolaannya terhadap Prokamator RI, Soekarno.